Rilis Talkshow Kabar MPM
TALKSHOW KABAR MPM DISELENGGARAKAN DI SELA
RAKER, BAHAS ARAH GERAK MPM PP MUHAMMADIYAH KE DEPAN
Yogyakarta, (WARATAGLOBAL.ID) - Di
sela Rapat Kerja Pimpinan, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat
Muhammadiyah menyelenggarakan Talkshow dengan tajuk Kabar MPM. Talkshow
yang mengangkat tema "Melejitkan Ekosistem Derap Pemberdayaan Dhuafa
Mustadafin" ini diselenggarakan pada Sabtu (1/4) bertempat di University
Club UGM.
Dalam edisi kali ini, Kabar MPM
menghadirkan Ketua MPM PP Muhammadiyah, Muhammad Nurul Yamin, dan Ketua PP
Muhammadiyah Anwar Abbas. Talkshow yang dipandu oleh Budi Santoso ini
mengulas tentang arah gerak dan visi MPM Periode 2022-2027 yang di waktu
bersamaan sedang melaksanakan Rapat Kerja Pimpinan.
Berkaitan dengan arah gerak dan
visi tersebut, Yamin mengutarakan bahwa Rapat Kerja Pimpinan kali ini
mengangkat poin tema 'melejitkan ekosistem' yang di dalamnya adalah penekanan
pada optimalisasi kolaborasi yang dilakukan oleh MPM.
"Untuk mengentaskan
kemiskinan di Indonesia yang jumlahnya 12% dari total populasi ini, tentui
tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri karena itu pemberdayaan masyarakat
perlu nafas panjang," jelas Yamin.
Yamin juga menambahkan, MPM
telah melakukan kajian dan pemetaan terkait di mana saja kantong-kantong
kemiskinan tersebut berada. Kantong pertama yang Ia soroti adalah pertanian di
mana permasalahan di bidang pertanian ini Ia sebut sangat kompleks.
"Di sektor pertanian ini
sering terjadi fakta ketika musim tanam harga produksi naik, namun saat panen
harga itu menjadi turun dan berdampak pada rendahnya produktivitas petani.
Sehingga, tidak heran tidak ada generasi milenial yang tertarik ke bidang
pertanian," tambah Yamin.
Dalam upaya mengatasi
permasalahan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan MPM adalah membentuk
Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) yang saat ini telah terbentuk dan tersebar di
beberapa kabupaten dan kota di Indonesia.
Kantong-kantong kemiskinan
lainnya yang menjadi fokus perhatian MPM sebagaimana diutarakan oleh Nurul
Yamin dalam kesempatan Talkshow ini adalah Nelayan dan masyarakat
pesisir, buruh, masyarakat daerah 3T, dan Komunitas khusus seperti kelompok
pemulung dan kelompok difabel.
Dalam kesempatan
yang sama, Anwar Abbas menyoroti kurang berpihaknya kebijakan pemerintah
terhadap masyarakat lapis bawah sehingga menimbulkan kesenjangan sosial yang
semakin tajam saat ini.
"Kesenjangan yang ada
saat ini berbahaya terhadap masa depan bangsa. kebijakan yang harus hadir
adalah bottom-up policy dan harus ada affirmative action, yakni adanya
keberpihakan yang jelas dan nyata dari pemerintah," jelas Anwar.
Melihat apa yang telah dilakukan
oleh MPM selama ini, Anwar menyoroti bahwa pemerintah perlu membangun kerja
sama dengan MPM sebagai bagian dari organisasi masyarakat. Hal tersebut Ia
ungkapkan diperlukan agar dapat menciptakan kebijakan yang berpihak guna
mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat.
"Kalau ini bisa
dikerjakan bersama-sama, pemerintah, masyarakat, dan organisasi islam salah
satunya Muhammadiyah melalui MPM ini, maka kita harapkan dalam waktu lima atau
sepuluh tahun yang akan datang angka kemiskinan itu sudah sangat kecil
sekali," tambah Anwar.
Komitmen MPM
dalam Pemberdayaan Berkemajuan
Yamin juga
mengutarakan komitmen MPM dalam hal inovasi dan pelebaran sayap pemberdayaan.
Komitmen pertama yang saat ini dilakukan adalah pengembangan praktik
pemberdayaan yang dapat bersifat holistik.
"MPM berupaya mendorong
pemberdayaan holistik, hulu hingga hilir. Artinya, ketika hulu ini dilakukan
harus sudah mulai dipikirkan hilirnya. oleh itu, saat ini kita perkuat dengan
adanya hilirisasi produk pemberdayaan dengan penyediaan pasar," Jelas
Yamin.
Selain itu, Yamin juga
mengungkapkan adanya inovasi dalam hal teknologi pemberdayaan. Penggunaan
teknologi menurutnya tidak hanya untuk kepentingan konsolidasi, namun juga
mempercepat dan mempermudah proses pemberdayaan. Yamin juga memperkenalkan MPM
e-Money, sebuah kartu serba guna inisiasi MPM yang saat ini tengah dalam tahap
pengembangan.
"Dengan MPM E-money yang
kita gunakan sekarang juga multifungsi termasuk dalam hal nilai ekonomi lebih
jauh lagi. ini menjadi transformasi baru dalam pemberdayaan masyarakat berbasis
digital," tambah Yamin.
Dalam penutupnya di talkshow kali
ini, Yamin juga menjelaskan terkait adanya program internasionalisasi
pemberdayaan Muhammadiyah melalui pendampingan buruh migran agar dapat
produktif dalam hal investasi selama masa kerjanya. Selain itu, MPM juga tengah
berupaya membangun posisi dan reputasi Muhammadiyah dalam gerakan pemberdayaan.
"Kita akan mulai masuk
ke aliansi strategis komunity development global. kita akan mulai paling tidak
di level ASEAN terlebih dahulu. Muhammadiyah punya komitmen dalam hal community
development, tidak hanya di dalam negeri, namun juga di tingkat global," tutup
Yamin. (Wr.G*/)
No comments:
Post a Comment