Mengapa Jerman dan Israel Marah dengan Pidato Presiden Palestina tentang Yahudi dan Holocaust?. - Warta Global Indonesia

Mobile Menu

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Top Ads

Klik

More News

logoblog

Mengapa Jerman dan Israel Marah dengan Pidato Presiden Palestina tentang Yahudi dan Holocaust?.

Friday, September 8, 2023


YERUSALEM,WARTAGLOBAL.id - Para pejabat Jerman dan Israel menggebrak Presiden Palestina Mahmoud Abbas atas komentarnya yang kontroversial mengenai Yahudi dan Holocaust Nazi dalam pidatonya. Abbas mengklaim bahwa Adolf Hitler memerintahkan pembunuhan massal orang-orang Yahudi karena "peran sosial" mereka sebagai rentenir, bukan karena permusuhan terhadap Yudaisme. Inilah tiga faktanya:


1. Hitler Membunuh Orang Yahudi karena Peran Sosial

Abbas mengatakan, "Mereka mengatakan bahwa Hitler membunuh orang-orang Yahudi karena mereka Yahudi, dan bahwa Eropa membenci orang-orang Yahudi karena mereka Yahudi. Tidak. Dijelaskan dengan jelas bahwa mereka memerangi mereka karena peran sosial mereka dan bukan agama mereka." Abbas kemudian menjelaskan bahwa yang dia maksud adalah peran orang Yahudi yang melibatkan "riba, uang, dan sebagainya." Selain itu, Abbas menghidupkan kembali teori sejarah yang telah lama ditinggalkan bahwa Yahudi Ashkenazi Eropa bukanlah keturunan Israel kuno, melainkan keturunan dari abad ke-8 yang berpindah agama ke Yudaisme di antara suku Khazar, suku Turki yang nomaden.



2. Orang Yahudi di Eropa Bukan Orang Semit

Abbas juga kontroversial dengan mengklaim, "Kebenaran yang harus kita sebarkan ke dunia adalah bahwa Yahudi Eropa bukanlah orang Semit. Mereka tidak ada hubungannya dengan Semitisme." Dia mengacu pada Yahudi Sephardic dari Timur Tengah yang lebih luas sebagai orang Semit. Pernyataan serupa sebelumnya juga telah dilontarkan oleh Presiden Trump pada tahun 2018, yang menimbulkan kehebohan internasional.


3. Menyamakan Israel dengan Nazi Jerman

Pada bulan Mei, Abbas dikritik karena menyamakan Israel dengan Nazi Jerman dalam pidatonya di sebuah acara PBB. Dia menuduh negaranya berbohong "seperti Goebbels", merujuk pada Joseph Goebbels, kepala propagandis partai Nazi. Pernyataan ini hanya menambah panas konflik yang sudah memanas di kawasan tersebut.



Tindakan dan pernyataan kontroversial Presiden Abbas dalam beberapa tahun terakhir telah memicu kemarahan di berbagai pihak, termasuk Jerman, Israel, dan Uni Eropa. Mereka menganggapnya sebagai tindakan yang tidak hanya menghina para korban Holocaust, tetapi juga merusak upaya perdamaian di Timur Tengah. Kritik keras terhadap Abbas muncul dari berbagai negara dan sejumlah pemimpin internasional menyerukan tanggung jawab dan akuntabilitas atas pidato-pidato yang kontroversial tersebut.


Krisis ini menunjukkan bahwa dalam mencapai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, penting bagi semua pihak untuk berkomunikasi dengan bijak dan menghindari retorika yang memicu konflik lebih lanjut. Semoga ada upaya lebih lanjut untuk mengatasi ketegangan ini dan mencari solusi yang damai untuk semua pihak yang terlibat dalam konflik tersebut.

Wr.G/*

No comments:

Post a Comment