Krakatau Steel Bertransformasi, Menjadi Perusahaan Baja yang Tangguh. - Warta Global Indonesia

Mobile Menu

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Top Ads

Klik

More News

logoblog

Krakatau Steel Bertransformasi, Menjadi Perusahaan Baja yang Tangguh.

Wednesday, October 25, 2023
4 Tahun Transformasi Krakatau Steel

Jakarta, WARTAGLOBAL.id - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah berhasil melakukan restrukturisasi dan transformasi sejak tahun 2018. Hal ini dilakukan sebagai upaya Krakatau Steel agar dapat terus memberikan performa terbaiknya untuk kemajuan industri baja di Indonesia.

Restrukturisasi dan transformasi Krakatau Steel dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek keuangan, operasional, dan budaya perusahaan. Pada aspek keuangan, Krakatau Steel berhasil melakukan restrukturisasi utang sebesar Rp33,6 triliun. Hal ini membuat Krakatau Steel menjadi perusahaan yang lebih sehat dan berdaya saing.

Pada aspek operasional, Krakatau Steel melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Upaya-upaya tersebut antara lain meliputi modernisasi pabrik, perbaikan sistem manajemen, dan pengembangan produk baru.

Pada aspek budaya perusahaan, Krakatau Steel melakukan transformasi budaya kerja yang lebih inklusif, inovatif, dan berorientasi pada pelanggan. Transformasi budaya ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi terciptanya inovasi dan peningkatan kinerja.

Hasil dari restrukturisasi dan transformasi Krakatau Steel telah terlihat dengan jelas. Pada tahun 2020, Krakatau Steel berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp326 miliar, setelah delapan tahun merugi. Hingga Juli 2023, Krakatau Steel terus melanjutkan tren peningkatan kinerjanya dengan meraih laba bersih sebesar Rp609 miliar.

Kinerja yang positif ini menunjukkan bahwa restrukturisasi dan transformasi Krakatau Steel telah berhasil. Krakatau Steel telah menjadi perusahaan baja yang tangguh dan siap untuk bersaing di pasar global.

Restrukturisasi Keuangan

Restrukturisasi keuangan Krakatau Steel dilakukan untuk mengurangi beban utang yang membebani perusahaan. Sebelum restrukturisasi, Krakatau Steel memiliki utang sebesar Rp33,6 triliun. Utang tersebut berasal dari berbagai sumber, termasuk utang kepada bank, obligasi, dan pinjaman dari pemerintah.

Restrukturisasi keuangan Krakatau Steel dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

Penundaan pembayaran utang (debt moratorium)
Pembubaran anak perusahaan yang tidak menguntungkan
Penjualan aset tidak produktif
Restrukturisasi utang dengan kreditur
Pada tahap penundaan pembayaran utang, Krakatau Steel diberikan keringanan untuk tidak membayar utang selama beberapa tahun. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi Krakatau Steel untuk memperbaiki kinerjanya.

Pada tahap pembubaran anak perusahaan, Krakatau Steel membubarkan beberapa anak perusahaan yang tidak menguntungkan. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi beban biaya perusahaan.

Pada tahap penjualan aset tidak produktif, Krakatau Steel menjual beberapa aset yang tidak produktif. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan dana segar yang dapat digunakan untuk membiayai restrukturisasi.

Pada tahap restrukturisasi utang dengan kreditur, Krakatau Steel melakukan negosiasi dengan kreditur untuk mendapatkan penundaan pembayaran utang dan penurunan suku bunga.

Restrukturisasi Operasional

Restrukturisasi operasional Krakatau Steel dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Upaya-upaya yang dilakukan antara lain meliputi:

Modernisasi pabrik
Perbaikan sistem manajemen
Pengembangan produk baru
Modernisasi pabrik dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk. Perbaikan sistem manajemen dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan. Pengembangan produk baru dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Restrukturisasi Budaya Perusahaan

Restrukturisasi budaya perusahaan Krakatau Steel dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi terciptanya inovasi dan peningkatan kinerja. Upaya-upaya yang dilakukan antara lain meliputi:

Peningkatan kompetensi karyawan
Pengembangan budaya kerja yang inklusif dan inovatif
Orientasi pada pelanggan
Peningkatan kompetensi karyawan dilakukan melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan. Pengembangan budaya kerja inklusif dan inovatif dilakukan dengan menciptakan lingkungan kerja yang terbuka dan menghargai perbedaan. Orientasi pada pelanggan dilakukan dengan mengutamakan kebutuhan pelanggan dalam setiap pengambilan keputusan.

FAIS/"*

No comments:

Post a Comment