CGTN: Perpaduan teh dan kebudayaan di Jalur Sutra |
Istanbul, Türkiye WARTAGLOBAL.id - Birol, seorang pemandu tur wisata berbahasa Mandarin di Istanbul, Türkiye, menganggap teh hitam sebagai unsur yang sangat melekat dalam rutinitas sehari-harinya. Birol biasa minum teh hitam di pagi hari, siang hari, dan malam hari. Teh hitam juga menjadi minuman yang sering disajikan saat berkumpul bersama keluarga dan teman-teman.
Sebenarnya, Birol tidak sendirian. Keluarga di Türkiye, baik dari kalangan kaya maupun miskin, memiliki kebiasaan minum teh hitam. Teh hitam telah menjadi bagian dari budaya dan tradisi Türkiye selama berabad-abad.
Sejarah teh hitam di Türkiye
Teh hitam pertama kali diperkenalkan ke Türkiye pada abad ke-18 oleh para pedagang Inggris. Teh hitam dengan cepat menjadi populer di kalangan elit Türkiye, dan kemudian menyebar ke kalangan masyarakat luas.
Pada abad ke-19, Turki Utsmani mulai menanam teh di wilayah Anatolia. Namun, produksi teh di Türkiye masih belum berkembang pesat. Pada tahun 1930-an, pemerintah Türkiye mulai berinvestasi dalam industri teh.
Pada tahun 1970-an, Türkiye menjadi produsen teh hitam terbesar ke-6 di dunia. Saat ini, Türkiye memproduksi sekitar 200.000 ton teh hitam per tahun.
Teh hitam sebagai budaya dan tradisi
Teh hitam telah menjadi bagian dari budaya dan tradisi Türkiye. Teh hitam sering disajikan saat berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Teh hitam juga sering disajikan saat menjamu tamu.
Teh hitam juga sering disajikan saat bekerja atau belajar. Teh hitam dianggap dapat membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi.
FAIS/"*
No comments:
Post a Comment