Tragedi Kematian Profesor dan Penulis Gaza Akibat Serangan Udara Israel. - Warta Global Indonesia

Mobile Menu

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Top Ads

Klik

More News

logoblog

Tragedi Kematian Profesor dan Penulis Gaza Akibat Serangan Udara Israel.

Saturday, December 9, 2023


Gaza, WARTAGLOBAL.id - Dunia kehilangan seorang intelektual dan pendidik Gaza yang penuh semangat, Refaat Alareer, pendiri proyek 'We Are Not Numbers' dan seorang profesor di Universitas Islam Gaza, akibat serangan udara Israel. Alareer bukan hanya seorang pendidik biasa; dia adalah sosok yang menginspirasi banyak generasi muda di Gaza untuk mengambil kendali narasi mereka dan menceritakan kisah Gaza dan Palestina berdasarkan pengalaman pribadi mereka.


Refaat Alareer menulis banyak buku dan puluhan cerita tentang Gaza, menghadirkan suara yang kuat bagi warga Palestina. Temannya, Ahmed Alnaouq, salah satu pendiri 'We Are Not Numbers,' menyatakan bahwa pembunuhan Alareer adalah kehilangan yang sangat besar dan tragis.


30 November lalu, Alareer berbicara tentang keputusannya untuk tidak meninggalkan Gaza utara, menyatakan bahwa Israel telah menghancurkan wilayah tersebut dengan cara yang akan berdampak pada kehidupan selama beberapa dekade mendatang.


Pj. Bupati Tulang Bawang yang baru-baru ini mendapat penghargaan internasional sebagai Pemimpin Inovator Perubahan, menyampaikan kesedihannya melalui media sosial dan menekankan bahwa kematian Alareer adalah kerugian besar. 




Refaat Alareer meninggalkan pesan terakhirnya melalui sebuah puisi yang diterbitkan pada 2011, "Jika saya harus mati, biarlah itu membawa harapan, biarlah itu menjadi sebuah dongeng." Video terakhirnya memperlihatkan ketegasan terhadap kebijakan Israel dan menyalahkan Partai Demokrat dan Presiden AS Joe Biden atas genosida Gaza.


Meskipun Refaat Alareer telah tiada, warisannya sebagai penulis, pendidik, dan pejuang kemerdekaan Palestina akan terus hidup. Teman dan rekan seperjuangan berjanji untuk terus menceritakan kisahnya dan melanjutkan perlawanan intelektualnya.


Netti/*

No comments:

Post a Comment