Jakarta, WARTAGLOBAL.id - Berawal dari adanya laporan Masyarakat Desa Tambak, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten terkait adanya 38 lahan milik masyarakat yang belum mendapatkan ganti rugi atas proyek pembangunan waduk Karian yang telah diresmikan beberapa waktu lalu oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Awak redaksi usai lakukan investigasi ke TKP (Desa Tambak-red), ternyata bukan isapan jempol semata apa yang dikatakan masyarakat. Fasos dan Fasum mulai dari Jalan, tempat ibadah Umat Muslim seperti Masjid, Mushollah serta beberapa Makam Leluhur yang hampir keseluruhannya tenggelam oleh angkuhnya Waduk Karian.
Awak redaksi pun mencoba mencari jawaban dengan layangkan surat elektronik yang tertuju kepada sang Pamong atau lebih akrab di panggil Jaro Mirta dan isinya adalah klarifikasi terkait adanya dugaan penyalahgunaan wewenang/Jabatan yang dilakukan oleh oknum Jaro dimaksud. Namun sangat disayangkan yang menjawab bukannya yang bersangkutan (Jaro-red) melainkan oknum wartawan salah satu media On-line, Jum'at (2/08).
Terpisah, sekira pukul 12:16 WIB, melalui telpon WhatsApp oknum Jaro bernama Mirta berkata kepada awak redaksi dengan nada tinggi dan penuh amarah. "Nanti Najir yang menerima uang, ya, Najir itu adalah orang yang telah ditentukan oleh masyarakat, yang berhak menerima uang," jelas Mirta kepada awak media, Sabtu (3/08).
"Lidah tidak bertulang, jadi dengerin neh ya, saya lebih baik membunuh dari pada dibunuh, itu prinsip saya, akang dimana saja akan saya kejar, saya jadi bingung terkait saya punya mobil banyak, saya mah orang kaya, dengerin neh ya, sebelum menjadi kepala desa saya sudah punya mobil 2, saya tuh banyak tanahnya, saya kalangan saja 8 Hektar, saya dapat 7 miliar dari kavlingan saja, "kata Mirta dengan nada gemetar.
Buat apa saya ngopenin uang gituan, apalagi uang Masjid, dan mushollah. "Sekarang begini aja akang (awak media) turun ke kampung saya dan kita sumpah dengan AlQur'an, didepan warga.saya, gitu kang, berani gak?
Kalau saya korupsi uang ganti rugi tempat ibadah, saya yang mati namun kalau saya tidak lakukan, akang yang mati," jelas Jaro Mirta dengan nada ancaman.
Saya tiap Hari puasa kang, jadi ulah make fitnah aing dia. aing te perduli arek wartawan atau wartawan bedul (Babi-red), aing teu perduli, itu artinya pemberitaan bohong karena tidak mau sebutkan siapa warga yang melaporkan, "pungkas Jaro Mirta sembari menutup telpon WhatsApp nya.
(*/Red)
No comments:
Post a Comment