WARTAGLOBAL.id,Jakarta– Dolar Amerika Serikat (AS) mengakhiri pekan ini dengan kinerja yang kurang menggembirakan, berada di zona merah. Berdasarkan data dari RTI, Dolar AS ditutup pada level Rp 15.379, turun 16 poin atau melemah sebesar 0,10% terhadap Rupiah. Pelemahan ini terjadi setelah Dolar AS dibuka di posisi Rp 15.395, dengan rentang pergerakan harian antara level tertinggi di Rp 15.305 dan level terendah di Rp 15.369.
Tidak hanya dalam perdagangan harian, tekanan terhadap Dolar AS juga terlihat secara mingguan dan bulanan. Dalam sepekan terakhir, Dolar AS tercatat mengalami pelemahan sebesar 0,46%, sementara dalam jangka waktu satu bulan, Dolar AS terdepresiasi hingga 3,40%. Lebih jauh, dalam tiga bulan terakhir, mata uang ini terkoreksi 5,01%. Bahkan, dalam jangka waktu enam bulan, Dolar AS mencatat penurunan sebesar 1,32%.
Namun, jika dilihat dari awal tahun (year-to-date), pelemahan Dolar AS masih terpantau relatif moderat, hanya turun 0,10%. Secara tahunan, meski ada pelemahan dalam berbagai periode, Dolar AS masih menunjukkan penguatan tipis sebesar 0,35%, mencerminkan ketidakpastian dan volatilitas pasar global.
Dalam perdagangan internasional, Dolar AS menunjukkan pergerakan yang variatif terhadap beberapa mata uang utama dunia. Terhadap Dolar Australia, mata uang ini berhasil mencatatkan penguatan tipis sebesar 0,09%. Namun, terhadap Euro, Dolar AS sedikit melemah 0,02%. Di sisi lain, Dolar AS juga menguat 0,02% terhadap Poundsterling.
Sementara itu, terhadap mata uang Asia seperti Yuan China, Dolar AS melemah 0,05%, dan terhadap Yen Jepang turun lebih dalam, yakni 0,10%. Di sisi lain, Dolar AS berhasil menguat sebesar 0,03% terhadap Dolar Singapura, menunjukkan daya tariknya yang masih relatif kuat di beberapa pasar.
Pelemahan Dolar AS ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter Federal Reserve yang lebih dovish, ketidakpastian geopolitik, serta data ekonomi yang bervariasi dari Amerika Serikat. Para pelaku pasar kini tengah menanti kebijakan lebih lanjut dari bank sentral AS dan perkembangan ekonomi global untuk menentukan arah pergerakan Dolar AS ke depannya.
Apakah Dolar AS akan terus berada di bawah tekanan atau justru berbalik menguat, masih menjadi pertanyaan besar di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah. Para investor dan analis akan mencermati indikator-indikator ekonomi yang keluar pekan depan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai tren pergerakan mata uang utama dunia ini.[AZ]
No comments:
Post a Comment