Bekasi, Wartaglobal.id | 3 Januari 2025 – Kasus dugaan pemerasan dan perampokan toko kosmetik di Bekasi yang sebelumnya telah diberitakan, kini memasuki babak baru yang lebih menegangkan. Akbar, seorang Redaktur Pelaksana media siber teropongrakyat.co, yang berupaya menyelidiki lebih lanjut kasus tersebut, mengaku menerima ancaman pembunuhan dari seorang oknum wartawan berinisial S.
Ancaman tersebut disampaikan setelah Akbar berupaya menggali informasi lebih dalam terkait kasus pemerasan yang melibatkan sejumlah wartawan. Ia mendapatkan informasi dari berbagai sumber yang menyebutkan keterlibatan oknum wartawan dalam aksi kejahatan tersebut. Upaya Akbar untuk mengungkap kebenaran di balik kasus ini rupanya menimbulkan reaksi keras dari pihak-pihak yang merasa terancam.
“Saya menerima ancaman melalui telepon. Dia (oknum wartawan berinisial S) mengatakan akan membunuh saya jika saya terus mengusut kasus ini,” ujar Akbar kepada wartawan, Jumat (3/1/2025).
Akbar mengaku telah melaporkan ancaman tersebut kepada pihak kepolisian. Saat ini, pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap kebenaran atas laporan tersebut dan mengidentifikasi oknum wartawan berinisial S.
Kasus ini menimbulkan kekhawatiran akan semakin merebaknya tindakan kriminal yang melibatkan oknum wartawan. Hal ini juga menjadi sorotan tajam bagi Dewan Pers dan organisasi jurnalistik lainnya untuk meningkatkan pengawasan dan menegakkan kode etik jurnalistik. Diharapkan, kasus ini dapat segera terungkap dan pelaku dapat diproses sesuai hukum yang berlaku. Kebebasan pers harus dijaga, namun tindakan kriminal yang dilakukan oknum wartawan harus ditindak tegas.
Perkembangan Kasus Pemerasan Toko Kosmetik:
Kasus dugaan pemerasan dan perampokan toko kosmetik ini sebelumnya telah dilaporkan ke pihak kepolisian. Namun, hingga kini belum ada informasi resmi mengenai perkembangan penyelidikan kasus tersebut. Ancaman terhadap Akbar semakin memperumit upaya pengungkapan kasus ini dan menimbulkan pertanyaan besar mengenai siapa sebenarnya yang berada di balik aksi kejahatan tersebut. Apakah hanya oknum atau ada jaringan yang lebih besar? Pertanyaan ini masih menjadi misteri yang perlu diungkap.
No comments:
Post a Comment