Sekolah Bersejarah Tempat SBY Pernah Belajar, SDN 1 Baleharjo Pacitan Terancam Regrouping Wali Murid Bersikeras Menolak - Warta Global Indonesia

Mobile Menu

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Top Ads

Klik

More News

logoblog

Sekolah Bersejarah Tempat SBY Pernah Belajar, SDN 1 Baleharjo Pacitan Terancam Regrouping Wali Murid Bersikeras Menolak

Tuesday, April 15, 2025


Warta Global, Pacitan - SDN 1 Baleharjo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, tengah menghadapi ancaman regrouping yang memicu gelombang penolakan keras dari para wali murid. Sekolah yang memiliki lebih dari 120 siswa ini diproyeksikan akan digabungkan dengan SDN Baleharjo 2,  meski tidak memenuhi syarat regrouping yang biasanya diterapkan pada sekolah dengan jumlah siswa di bawah 60.
 
Penolakan ini bukan tanpa alasan. SDN 1 Baleharjo menyimpan nilai historis yang mendalam, pernah menjadi almamater Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, dan  menorehkan prestasi akademik yang gemilang, termasuk keberhasilan siswa dalam lolos seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Provinsi Jawa Timur.
 
"Ini sekolahnya Bapak SBY, belum lagi prestasi sekolah. Dari situ saja Pemkab seharusnya sudah paham. Ini kok mau diregrouping. Ini sekolah memiliki nilai sejarah. Maka kami tidak bisa melepas anak-anak begitu saja dan akan berusaha bertahan untuk tidak dilakukan regrouping,” Kata Mohtarom, Ketua Komite SDN 1 Baleharjo saat diwawancarai wartawan pada Selasa, 15 April 2025.
 
Mohtarom juga mengemukakan  bahwa  regrouping  akan  berdampak  ekonomi  bagi  para  wali  murid  yang  sebagian  besar  berprofesi  sebagai  petani.
 
"Alasan wali murid melakukan penolakan cukup logis. Beberapa faktor lain juga menjadi pertimbangan para wali murid menolak rencana regrouping. Baginya, regrouping akan berdampak secara ekonomi bagi para wali murid yang sebagian besar bekerja sebagai petani,” tambahnya.
 
Ratusan siswa di sekolah ini juga ikut bersuara.  Mereka  mengancam  akan  mogok  belajar  jika  rencana  regrouping  terpaksa  dilaksanakan.
 
"Anak-anak saat ini sedang semangat belajar, kini mereka akhirnya enggan bersekolah karena regrouping. Jika harus tegas nanti benar-benar digabung dengan sekolah manapun, maka anak anak akan mogok belajar," kata Mohtarom.
 
Menanggapi hal tersebut, Dinas Pendidikan Pacitan menyebutkan bahwa ada sekitar 14 Sekolah Dasar di Kabupaten Pacitan yang akan diregrouping, termasuk SDN 1 Baleharjo.
 
"Dari hasil kajian Litbang ada yang diajukan ke Bupati Pacitan untuk regrouping, tim kami sudah ke lapangan. Ada beberapa yang menolak. Dinas Pendidikan hanya sebatas menjalankan regulasi saja. Finalnya pengajuan tinggal keputusan Bupati," ujar Ririh Enggar Purwati, Sekretaris Dindik Pacitan saat dikonfirmasi wartawan.
 
Wali murid  tetap  teguh  menolak regrouping  dan  menyerukan  agar  Pemkab  Pacitan  meninjau  ulang  keputusan  ini  dengan  mempertimbangkan  fakta  lapangan  dan  sejarah  panjang  sekolah.  Mereka  berharap,  keputusan  akhir  akan  berpihak  pada  masa  depan  pendidikan  anak-anak,  bukan  hanya  berdasarkan  angka  di  atas  kertas.
 
"Ini sekolah bersejarah dan berprestasi. Wali murid sudah sepakat menolak, bahkan anak-anak akan mogok belajar jika dipaksakan," Tegas Mohtarom.
 
"Sudah sejak beberapa bulan terakhir wali murid resah dengan wacana regrouping. Berusaha untuk menyuarakan penolakan kepada Dinas Pendidikan melalui komite, tapi hingga saat ini tidak pernah ditanggapi,"  imbuhnya.
 
SDN  1  Baleharjo  memang  masih  memiliki  siswa  sebanyak  122  anak,  sedangkan  syarat  regrouping  adalah  jika  sekolah  itu  hanya  dihuni  kurang  dari  60  anak.  Bahkan  jauh  hari  ada  6  anak  yang  mendaftar  di  SDN  1  Baleharjo.
 
Peristiwa ini menunjukkan bahwa regrouping sekolah tidak selalu merupakan solusi yang ideal. Penting untuk mempertimbangkan fakta lapangan, nilai historis dan prestasi sekolah, serta dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan terhadap masyarakat sekitar.(*)
 
Penulis : Iwan

No comments:

Post a Comment